Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Sesuai dengan namanya sob, tarian Baksa Kembang membawa pesan kelembutan yang tulus seperti diajarkan sang Putri Kuripan pada masa Kerajaan Dipa dan Daha. Karena itulah, tarian ini seringkali ditampilkan untuk menyambut tamu. Lewat setiap gerakan tarian Baksa Kembang yang lemah gemulai, para tamu diperkenalkan dengan sikap lembut nan tulus yang menjadi ciri khas suku Banjar sejak dahulu.

TARI BAKSA KEMBANG

Kata “Baksa” dalam bahasa setempat berarti “kelembutan”. Sedangkan kata “kembang” mengacu pada sebuah peristiwa ketika Putri Kuripan, sang kekasih dari Pangeran Suria Wangsa Gangga dari Kerajaan Dipa dan Daha, memberi setangkai bunga teratai merah kepada pasangannya itu. Rangkaian gerak dalam tari Baksa Kembang secara runut menggambarkan peristiwa tersebut, yakni penari berperan sebagai sang putri yang anggun sedang berada di taman istana, lalu memetik bunga-bunga yang dirangkai menjadi kembang bogam yakni hasil perpaduan dari bunga mawar, bunga kantil, bunga kenanga dan melati. Rangkaian bunga ini nantinya yang akan diberikan pada tamu yang datang berkunjung.

Tarian ini biasanya dimainkan oleh penari tunggal atau dapat pula secara berkelompok dengan jumlah anggota ganjil sambil mengenakan busana khas, selendang dan mahkota ‘gajah gemuling’ yang terdiri dari dua rangkaian kembang bogam serta anyaman kelapa muda yang disebut ‘halilipan’. Musik pengiring tari Baksa Kembang adalah gamelan yang berirama lagu baku, seperi Ayakan dan Jangklong atau sering disebut Kambang Murni.

Awalnya, tarian ini hanya ditarikan di lingkungan Keraton Banjar untuk menghibur keluarga keraton ataupun menyambut tamu-tamu kerajaan. Pada masa sekarang, Tari Baksa Kembang dapat pula ditemui dalam acara-acara pernikahan, acara-acara adat dan penyambutan tamu penting.
Baca artikel Musik Panting

Sumber artikel : www.visitkalsel.com 

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment


Top